Sebelum kita membuat
naskah drama yang berstruktur teks anekdot, perlu kita ketahui dahulu definisi
dari struktur teks anekdot. Yaitu sebagai berikut :
1. Abstraksi
adalah bagian awal paragraf yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang isi teks anekdot tersebut.
2. Orientasi
adalah suasana pada awal kejadian cerita.
3. Krisis
adalah masalah utama yang ada di dalam sebuah teks anekdot/pemunculan masalah.
4. Reaksi
adalah cara menyelesaikan masalah yang timbul di dalam krisis.
5. Koda
adalah perubahan yang terjadi pada tokoh.
Sekarang, mari kita
simak naskah drama berstruktur teks anekdot di bawah ini.
Pemimpin Negeri Sampah
Alkisah disepanjang jalan terdapat tiga orang anak SMA yang
hendak menuju sekolah. Yaitu Rifki, Sika dan Doni mereka adalah tiga orang
sahabat sejak SMP. Suatu hari saat
mereka pulang sekolah mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
Sika : “Eh, kenapa ya disepanjang jalan selalu
saja terlihat benda – benda kecil yang berwarna – warni alias sampah?”
Doni : “Ah, kamu ini
Sika. Ngomong berbelit – belit gitu.”
Rifki : “Tau tuh
Sika.”
Sika : “(Dengan mimik muka yang cukup
tersinggung) Tapi, macam –macam sampah itu apa aja sih?”
Doni : “Heuuhh.. kamu ini, sampah aja ditanyain
macam –macamnya.”
Sika : “Emang kamu tau macam – macam sampah itu
apa aja?”
Doni : “Hmm.. Ya taulah (dengan muka yang sok
pede)”
Sika : “Apa coba?”
Doni : “Ada sampah plastik dan juga ada sampah
kertas.”
Sika : “Hahh?? Kamu cuma tau itu saja??”
Rifki : “Sudah, sudah. Nih ya, macam – macam
sampah itu ada yang organik, anorganik, sampah industry, sampah alam dan masih
banyak lagi yang lainnya. (Rifki berusaha menjelaskan)”
Sika : “Oh, gitu.”
Doni : “Tapi kenapa masih banyak sampah ya?
Dijalan ada sampah, di sungai ada sampah, di tempat penyebrangan ada sampah,
bahkan di meja direktur pun ada sampah.”
Rifki : “Emang kamu tau kalo di meja direktur itu
ada sampah?”
Doni : “Aku tidak melihatnya langsung sih, tapi
aku melihatnya dari televisi (Dona senyum – senyum dengan perkataannya itu)”
Sika : “Hmm Dona, Dona. Ku kira kamu melihatnya
langsung (sambil menggeleng – gelengkan kepala)”
Rifki : “Kalian tau nggak? Sampah apa yang tidak
bisa didaur ulang? (menengahi pembicaraan Sika dan Dona)”
Sika : “Sampah?? Sampahlah, sampahlah sampalado
terasa pedas terasa panas, sampahlah-sampahlah sampalado mulut bergetar lidah
bergoyang.. cintamu seperti sampalado Ah, ah. (dengan sangat pede, Sika
bernyanyi dan menggoyangkan pinggulnya sambil mencolek – colek dagu Dona).”
Sementara
itu, Rifki dan Dona tertawa terbahak – bahak melihat Sika yang sedang
bernyanyi.
Rifki : “Bukan itu, maksud aku koruptor itu lhoo.”
Doni : “Kok koruptor? (Dona bertanya – tanya).”
Rifki : “Iya, koruptor. Sampah yang sangat
merugikan dan meresahkan bagi semua orang. Apalagi dinegara kita ini. Kalo
sampah, masih bisa didaur ulang dan menjadi barang yang bermanfaat. Nah, kalo
koruptor itu lebih buruk dari sampah.”
Sika : “Kenapa bisa meresahkan?”
Rifki : “Karena mereka telah merampas hak orang
lain dan juga tidak pantas untuk disebut pemimpin. Bahkan mereka lebih buruk
dari sampah.”
Sika : “Begitu yah? Berarti para koruptor itu perlu
kita berantas dan dibasmi dari negeri ini.”
Doni : “Betul sekali!”
Sika : “Ya sudah, kita pulang yuk?”
Rifki
dan Doni : “Iya, ayo!”
Dan
akhirnya, mereka tertawa dengan riang disepanjang jalan.
Pada teks naskah drama
di atas, kita bisa mengklasifikasikan strukturnya, yaitu :
1. Abstraksi
: Disepanjang jalan terdapat tiga orang anak SMA yang hendak menuju sekolah.
Yaitu Rifki, Sika dan Doni mereka adalah tiga orang sahabat sejak SMP. Suatu hari saat mereka pulang sekolah mereka
terlibat perbincangan tentang sampah.
2. Orientasi :
Saat mereka pulang sekolah mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
3. Krisis :
Kata sampah dipelesetkan menjadi “sampalado”.
4. Reaksi :
Rifki dan Dona tertawa terbahak – bahak melihat Sika yang sedang bernyanyi.
5. Koda :
Dan akhirnya, mereka tertawa dengan riang disepanjang jalan.
No comments:
Post a Comment