Saturday 16 April 2016

Naskah Drama Berstruktur Teks Anekdot



Sebelum kita membuat naskah drama yang berstruktur teks anekdot, perlu kita ketahui dahulu definisi dari struktur teks anekdot. Yaitu sebagai berikut :

1.     Abstraksi adalah bagian awal paragraf yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi teks anekdot tersebut.
2.     Orientasi adalah suasana pada awal kejadian cerita.
3.     Krisis adalah masalah utama yang ada di dalam sebuah teks anekdot/pemunculan masalah.
4.     Reaksi adalah cara menyelesaikan masalah yang timbul di dalam krisis.
5.     Koda adalah perubahan yang terjadi pada tokoh.

Sekarang, mari kita simak naskah drama berstruktur teks anekdot di bawah ini.

Pemimpin Negeri Sampah

Alkisah disepanjang jalan terdapat tiga orang anak SMA yang hendak menuju sekolah. Yaitu Rifki, Sika dan Doni mereka adalah tiga orang sahabat sejak SMP.  Suatu hari saat mereka pulang sekolah mereka terlibat perbincangan tentang sampah.

Sika    : “Eh, kenapa ya disepanjang jalan selalu saja terlihat benda – benda kecil yang berwarna – warni alias sampah?”
Doni   : “Ah, kamu ini Sika. Ngomong berbelit – belit gitu.”
Rifki   : “Tau tuh Sika.”
Sika    : “(Dengan mimik muka yang cukup tersinggung) Tapi, macam –macam sampah itu        apa aja sih?”
Doni   : “Heuuhh.. kamu ini, sampah aja ditanyain macam –macamnya.”
Sika    : “Emang kamu tau macam – macam sampah itu apa aja?”
Doni   : “Hmm.. Ya taulah (dengan muka yang sok pede)”
Sika    : “Apa coba?”
Doni   : “Ada sampah plastik dan juga ada sampah kertas.”
Sika    : “Hahh?? Kamu cuma tau itu saja??”
Rifki   : “Sudah, sudah. Nih ya, macam – macam sampah itu ada yang organik, anorganik, sampah industry, sampah alam dan masih banyak lagi yang lainnya. (Rifki berusaha menjelaskan)”
Sika    : “Oh, gitu.”
Doni   : “Tapi kenapa masih banyak sampah ya? Dijalan ada sampah, di sungai ada sampah, di tempat penyebrangan ada sampah, bahkan di meja direktur pun ada sampah.”
Rifki   : “Emang kamu tau kalo di meja direktur itu ada sampah?”
Doni   : “Aku tidak melihatnya langsung sih, tapi aku melihatnya dari televisi (Dona senyum – senyum dengan perkataannya itu)”
Sika    : “Hmm Dona, Dona. Ku kira kamu melihatnya langsung (sambil menggeleng – gelengkan kepala)”
Rifki   : “Kalian tau nggak? Sampah apa yang tidak bisa didaur ulang? (menengahi pembicaraan Sika dan Dona)”
Sika    : “Sampah?? Sampahlah, sampahlah sampalado terasa pedas terasa panas, sampahlah-sampahlah sampalado mulut bergetar lidah bergoyang.. cintamu seperti sampalado Ah, ah. (dengan sangat pede, Sika bernyanyi dan menggoyangkan pinggulnya sambil mencolek – colek dagu Dona).”

Sementara itu, Rifki dan Dona tertawa terbahak – bahak melihat Sika yang sedang bernyanyi.

Rifki    : “Bukan itu, maksud aku koruptor itu lhoo.”
Doni    : “Kok koruptor? (Dona bertanya – tanya).”
Rifki    : “Iya, koruptor. Sampah yang sangat merugikan dan meresahkan bagi semua orang. Apalagi dinegara kita ini. Kalo sampah, masih bisa didaur ulang dan menjadi barang yang bermanfaat. Nah, kalo koruptor itu lebih buruk dari sampah.”
Sika    : “Kenapa bisa meresahkan?”
Rifki   : “Karena mereka telah merampas hak orang lain dan juga tidak pantas untuk disebut pemimpin. Bahkan mereka lebih buruk dari sampah.”
Sika    : “Begitu yah? Berarti para koruptor itu perlu kita berantas dan dibasmi dari negeri ini.”
Doni   : “Betul sekali!”
Sika    : “Ya sudah, kita pulang yuk?”
Rifki dan Doni   : “Iya, ayo!”

Dan akhirnya, mereka tertawa dengan riang disepanjang jalan.




Pada teks naskah drama di atas, kita bisa mengklasifikasikan strukturnya, yaitu :

1.     Abstraksi : Disepanjang jalan terdapat tiga orang anak SMA yang hendak menuju sekolah. Yaitu Rifki, Sika dan Doni mereka adalah tiga orang sahabat sejak SMP.  Suatu hari saat mereka pulang sekolah mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
2.     Orientasi : Saat mereka pulang sekolah mereka terlibat perbincangan tentang sampah.
3.     Krisis : Kata sampah dipelesetkan menjadi “sampalado”.
4.     Reaksi : Rifki dan Dona tertawa terbahak – bahak melihat Sika yang sedang bernyanyi.
5.     Koda : Dan akhirnya, mereka tertawa dengan riang disepanjang jalan.

No comments:

Post a Comment